Rabu, 13 Mei 2015

inilah aku,,,

    aku hanya tak mengerti, kenapa semuanya jadi seperti ini, aku seperti merasa sepi dalam keramaian, namun aku menikmatinya, aku merasa tenang di lingkaran dunia sepiku, namun, aku tau, dalam hidup ini, manusia diciptakan sebagai manusia sosial, dimana semuanya saling membutuhkan dan saling tergantung,, tapi apa daya, its me, inilah aku dengan semua sepiku,,
    aku seperti berada dalam kelabilan emosi,kadang aku merasa senang dan akan merasa lepas, kadang terasa sepi, kadang aku merasa kecewa dan marah, namun aku itdak punya alasan akan hal itu, itu hanya datang dengan sendirinya, bahkan orang-orang disekitarku merasakan emosiku yang naik turun, mereka mempertanyakan ada apa denganku?..  namun inilah aku dengan semua emosiku,,
     mungkin aku hanya merasa iri, cemburu,atau  mungkin ini adalah masa transisi emosiku menjadi semakin dewasa, hampir setahun aku kuliah djogja, namun tak sekalipun orang tuaku menjengukku, berbeda saat kakak dan adikku kuliah dbandung, mungkin hampir tiap saat orang tuaku menjenguk mereka, aku seperti berada dikota yang ramai tanpa keluarga, aku tau dan aku mengerti, kalau kejogja itu biayanya akan sangat mahal, namun apa daya, bagian egois dari dalam diriku, sungguh merasa terabaikan. inilah aku dengan segala keegoisanku
       aku merasa iri dengan teman-temanku, mereka munngkin orang berada, mereka bisa melakukan, membeli atau kemanapun mereka mau tanpa merasa beban terhadap orangtuanya,, tapi aku?, aku merasa terbebani, aku terbiasa dididik dengan segala kesederhanaanku,dengan segala kedisiplinan tentang pengeluaran, aku  tidak bisa sembarangan membeli apapun biarpun aku bisa, aku mungkin akan merasa baik-baik saja dengan semua kesederhanaan itu, namun orang-orang skitarku sperti menyisihkanku dari pergaulan mereka, dan aku tak bisa berbuat apa-apa dengan semua itu. ini lah aku dengan semua kesederhanaanku.,
    orangtuaku adalah orang tua yang terbaik yang aku miliki, mama ingin banget aku bisa menjadi perempuan yang feminim, famous,cantik,supaya cepat dapat jodoh, dan jangan sampai keduluan adikku, hadeh, tapi ini lah aku, aku cuma cewek yg tomboy, gak pnah peduli penampilan, cuek, n bodo amat, dan tak mudah untuk merubah itu semua, namun aku senang punya papa yang modern, yang selalu mendoakanku yang  terbaik, yang tiap mama ngomong tentang jodoh,papa selalu berkata "jodoh itu akan datang dengan sendiri seiring berjalannya  waktu, cukup berdoa saja", hahahahha,, papa cuma menuntut agar aku tidak menyianyiakan kepercayaan yg diberikan, mengejar cita-cita, menjadi mandiri, dan bisa membanggakan kedua orangtua, hanya itu, papa tidak pernah memimta lebih,, dan inilah aku dengan keluargaku,,
      kalau mau tau, aku mampu untuk membeli mobil, membeli barang-barang mewah, kemanapun aku mau, tapi yah, aku hanya terkadang  tidak sanggup dengan melihat orangtuaku yang kerja keras hanya untuk membiayaiku, dan semenjak aku tinggal djogjakarta, aku sering melihat bagaimana kerasnya hidup, tiap aku jalan pagi didaerah tugu, aku sering melihat dipinggiran ruko-ruko, banyak tukang becak hanya tidur hanya didalam becaknya yang  terparkir, ataupun dilantai tanpa alas,tidak memakai sarung, dan hanya memakai pakaian yang apa adanya, aku terkadang sedih dan menangis melihanya, aku harus selalu mensyukuri hidupku, aku tidak perlu tidur djalan, aku masih bisa pakai selimut, pakai baju yang layak, aku masih punya tempat tinggal,, yah inilah aku dengan peduliku,.
    aku mungkin mengharapkan jodohku datang segera, jodoh yang bisa membahagiakan aku, lelaki yang bisa menjadi imamku kelak,bisa membimbingku menjadi lebih baik,  bisa membahagiakan aku, bukan hanya menyayangiku tapi juga menyayangi keluargaku, menerimaku apaadanya, akan selalu bersama dalam suka dan duka,semuanya mengaharapkan yang terbaik untuk dirinya begitupun denganku, hanya saja, terkadang keegoisan itu datang, kadang dalam hatiku berkata, "layakkah dia?', "bisakah dia menerimaku apa adanya?". "dapatkah aku menerimanya apa adanya?", "maukah orang tuaku atau orangtuanya menerima kami?", "bisakah dia membahagiakan dan melindungiku", "apakah kelak dia tidak akan membatasi ruangku?", "apakah kelak dia hanya menjadi milikku", aku takut, aku takut merasa sakit, aku takut meras terbebani, aku takut merasa terbatasi, aku takut merasa kekecewaan, alu terlalu takut dalam menghadapi rasa sakit". inilah aku dengan ketakukanku,,
  aku hanya akan pasrah kepada tuhan yang maha esa, selalu berusaha membahagiakan dan peduli terhadap orang-orang disekitarku biarpun mereka tidak bisa menerimaku, aku akan selalu berdoa untuk diberikan jalan yang terbaik,inilah aku,,,